Kemampuan Besarmu Bisa Lebih dari 40%

Faktanya kamu baru mengeluarkan kemampuan besar 40% kekuatanmu!

Setiap saya merasa saya tidak kuat. Saya selalu berasumsi bahwa, apa yang saya baru lakukan hanyalah 40% dari kemmampuan saya. 

Saya sejak dulu, selalu percaya apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita wujudkan. Dengan selalu bekerja secara extra mile, maka akan banyak hasil baik yang terjadi di kemudian hari. 

Setiap saya mau menyerah, capek, mau stop, saya selalu framing diri ini dengan perkataan:

“ini baru 40% dari kemampuan saya.” 

Memang berkata itu mudah, tapi berkata kepada diri sendiri dan mempercayainya, itu adalah hal yang sulit. Masih ingat pesan Nabi Muhammad SAW? Musuh terbesar adalahd diri sendiri. Juga kata pepatah India, kita menjadi orang apa yang kita selalu suapi. Jika kamu menyuapi dirimu dengan pesimisme, maka kamu akan hidup dengan kehidupan pesimisme. JIka kamu menyuapi dirimu dengan optimisme, maka kamu akan hidup dengan kehidupan optimisme. Sebegitu besarnya kemampuan besar dari diri sendiri itu.

Motivasi ini tampak bullshit dari luar. Tapi percayalah, motivasi diri sendiri lebih penting dari apapun.

  • “Saya akan belajar lebih banyak,
  • saya akan lebih giat olahraga lagi,
  • saya akan menabung lebih banyak lagi,”

ini adalah afirmasi itu yang harus disertakan dengan penghayatan dan tindakan.

Jika kamu benar-benar mau untuk mengoptimalkan kondisi ini, saya jamin kamu akan merasakan sebuah kenikmatan hidup, di mana kenikmatan ini jarang dinikmati oleh orang-orang yang hidupnya hanya berada di zona nyaman. Saya tidak mengatakan zona nyaman itu adalah hal yang buruk, tapi zona nyaman adalah penghancur nasib kita di masa depan.

Jika kamu menghayati dan mencerna, apa yang dialami oleh orang-orang besar lainnya, bahwa hidup itu adalah sebuah pencapaian pencapaian, yang diartikulasikan dengan perbuatan visi, tindakan yang besar dan konsistensi. Ini adalah senjata rahasia yang kita tidak gunakan. bahwa kamu memiliki kemampuan besar ini.

kemampuan besar diri sendiri

Bukan hanya dengan afirmasi ‘tok’. Hidup tidak semudah itu dengan hanya membayangan.

Baca berita lainnya disini.

Perlukah Exit Strategy dalam Bisnis?

image

Dalam mendirikan suatu bisnis diperlukan exit strategy.  Exit strategy tidak mengenal apakah itu usaha mikro, kecil, dan menengah. Apabila kamu jualan kaki lima atau bahkan cuma jualan es batu di pasar tradisional, kamu butuh exit strategy. Apakah dalam 20 tahun kedepan kamu tetap ingin menjadi pebisnis di level yang sama? Tetap menjual batu es di pasar yang sama dengan kuantitas yang sama seperti 20 tahun silam. Tentu tidak.

Exit strategy adalah cara sebuah perusahaan melakukan transisi dari perusahaan inti ke perusahaan lainnya. Penerapan dalam exit strategy biasa dikenal dengan cara merger (bergabung dengan bisnis lain), akuisisi (dibeli oleh bisnis lain) atau IPO (perusahaan publik di bursa saham). Untuk bisnis mikro yang ingin menerapkan exit strategynya, maka dia harus transisi ke usaha kecil, lalu ke menengah, lalu terapkan target IPO, merger atau akuisisi.

Exit strategy akan membuat bisnismu terus on the tract. On the tract adalah berada dijalan yang idealnya. Jika kamu tidak on the track maka kamu akan out of the track (di luar jalur ideal). Jika kamu out of track maka kamu akan lama untuk mentransisikan bisnimu. Jika lama untuk transisi, ancaman yang terjadi adalah berkurangnya inovasi bisnismu dan ancaman pesaing usaha yang lebih inovatif dan modal besar.

Bisnis yg baik tahu kapan waktunya sukses (baca:exit). Let’s say kamu jualan batu es tadi, apakah kamu tahu kapan waktu usahamu pensiun? Apakah usahamu join dengan bisnis lain, dibeli bisnismu, atau kamu jadi perusahaan publik di bursa saham? Jika kamu pesimis membacanya, maka kamu tidak cocok jadi seorang entrepreneur. Dalam dunia entrepreneur, everything is possible.

Dengan adanya exit strategy kamu juga akan tahu dimana, kapan dan apa-apa saja indikasi garis kemenangan atau akhir bisnismu. Tidak setiap pelari mengharapkan ketiadaan garis finish. Sama. Tidak setiap pebisnis mengharapkan ketiadaan garis finish. Garis finish adalah exit strategy. Sebuah garis pencapaian. Sebuah momen evaluasi. Sebuah transisi naik level. Garis finish juga ditandai dengan puncak kesuksesanmu di podium.

Hanya pengusaha terombang-ambing yang tidak punya exit strategy. Karena pengusaha yang tidak memiliki exit strategy ibarat seorang lelaki yang tidak mau melamar-lamar ke orang tua si gadis. Dan si gadispun akan merasa digantungkan berlarut-larut tanpa ada kepastian dari si lelaki. Jika kamu memang lelaki yang baik dan serius, maka exit strategy kamu adalah melamar. Karena kamu tahu jelas goal dan garis finishmu. Jika kamu pebisnis maka kamu akan serius dan bersungguh-sungguh saat kamu punya exit strateginya.

Exit strategy ibarat sebuah mimpi bagi seorang pebisnis. Jangan remehkan mimpi itu, walaupun usahamu hanya bermodalkan 200ribu rupiah sekarang. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang melarangmu untuk menjadi pebisnis dengan exit strategy dengan terdaftar di bursa saham. Tidak ada.

Semakin kamu tahu exit strategymu, semakin kamu berjalan ke arah mimpimu, dan semakin cepat pula kesuksesan usahamu itu terwujudkan…

#JanganKasihKendor
@HendrikoFirman

Hindari Penjara Pikiran dengan 70% Mind Boosting

image

Pernahkah kamu berpikir:

“Saya bukan siapa-siapa pasti saya akan jadi orang biasa-biasa saja”
“Saya sudah kerja keras tapi saya tidak sukses-sukses juga”
“Saya sekolahnya tidak tinggi, tidak pintar dan tidak di sekolah favorit pula”
“Target saya? Yang benar saja, mana mungkin tercapai”

Apa kamu pernah terlintas berpikir seperti demikian. Jika iya, maka kalian telah TERPENJARA dengan pemikiran kalian.

Saat pikiran kita terpenjara oleh apa yang kita percayai, maka ia benar-benar akan TERJADI! Kun fayakun. Seperti Henry Ford bilang, “jika Anda berpikir Anda bisa, maka Anda benar. Jika Anda berpikir Anda tidak bisa, ya Anda juga benar.

Jika apa yang kamu percayai adalah positif, maka beruntunglah kamu. Jika apa yang kamu percayai adalah negatif, hati-hatilah, saran kami, CEPAT UBAH!

Penelitian menunjukkan, bahwa orang memandang kamu lebih hebat 35% dari apa yang kamu percayai.

Penelitian juga menunjukkan, bahwa manusia hanya memanfaatkan 5% dari seluruh potensi yang ia punya. Sangat sia-sia, bukan?

Mulai dari sekarang, pandanglah dirimu 70% dari apa yang kamu bisa sebelumnya. Kenapa 70%, karena faktanya manusia berpikir pesimis dan lalu menurunkan standar normal mereka hingga turun menjadi ke 70%.

Kami contohkan. Jika kamu disuruh mengerjakan tugas anggap saja presentasi klien besar, maka kamu akan butuh waktu normal kurang lebih 3-5 jam. Tapi jika kamu disuruh mengerjakannya kurang dari 3 jam, dengan catatan sebuah pistol ditodongkan ke kepalamu, maka kamu akan menyelesaikannya kurang dari 3 jam.

Kenapa bisa begitu. Kuncinya ada di pembedanya. Pembedanya cuma satu saja, yaitu: AURA FOKUS!

Di kondisi pertama kamu tidak memiliki aura fokus. Sehingga bisa memakan waktu 3-5 jam. Di kondisi kedua, kamu memiliki aura fokus. Sehingga bisa menyelesaikannya dengan menghemat waktu sampai 70%.

Fokus adalah 35% lebih itu. Fokus adalah kemampuan otak lebih dari 5% itu. Fisikawan dan penemu-penemu ternama telah mengetahui rahasia ini dan selama berabad-abad mereka memakainya sehingga bisa menemukan penemuan-penemuan hebat.

Jadi jika kamu berpikir kamu bisa, maka itu sebenarnya penanaman aura fokus dalam otak-hati-egomu.

Jadi, jika kamu punya deadline bisnis, maka percepat waktunya 70%. Jika kamu ingin mengejar tujuan besarmu, maka percepat waktunya sebanyak 70%. Jika sebelumnya butuh 10 tahun, maka itu bisa diwujudkan dalam 3 tahun. Jika itu 3 tahun, maka itu bisa dicapai dalam 12 bulan. Karena percayalah, MANUSIA LEBIH MAMPU DARI APA YANG MEREKA BAYANGKAN!

〰〰〰〰〰〰
Hendriko Firman
Business & Social entrepreneurship enthusiast

Abis Baca Business Model Generation

Ini kovernya

 

Hari in gue kelar baca buku yang fundamental banget buat para pelaku startup. Jadi kalo elu tau apa itu bisnis model canvas nah itu sama. Penulis buku ini yaitu si Alex (pake “si” biar dikata akrab). Nah si Alex bikin ini buku benar-benar bagus men. Kenapa gak ya, dia membuat sebuah buku yang full gambar, pola, art banget lah. Jadi dia bikin buku yang bisa mudah masuk ke otak gue. Seluruh model bisnis yang bikin otak keriting dari blue ocean strategy, multi platform, long tail ampe freemium (monetasinya) enteng banget di jelasin ama gambar-gambar. Gue demen ama buku yang begini, dia ngejelasin gimana pola bisnis, desain bisnis, (dua lagi lupa).

Yang asik dari tulisannya itu ya, gak ribet dan komprehensif banget. Gue yang pernah belajar kuliahnya Steve Blank di Udacity aja tentang costumer development aja ampe 8 kali kagak ngeh, nah dia di buku ini penuh dengan gambar bikin gue paham, kenapa bisnis model canvas ini benar-benar applicable kalo lu praktekkan di bisnis elu. Gara-gara ini bukulah katanya lahirnya penerus bukunya yang lebih yahud lagi yaitu dari Eric Ries yang judulnya Lean Startup.

So far ye, buku ini emang harus wajib di baca seluruh pelaku usaha biasa – startup, semua orang juga bisa. Kalo elu pengen achieve sesuatu lu pake deh ini bisnis model canvas, karena dengan metode ini apa yang kita pengen bener-bener kita organize dan telanjang untuk mencek progess apa yang kita inginkan.

Yang nulis bukunya si Alex Osterwalder (background S2 ilmu politik & Ph.D Management Information System)

Bagi gue buku ini masterchef ya, alias mastermind (lu bingung gua ngomong apa? Sama).  Jadi alkisah kalo gue tertarik bisnis dari awal tahun 2009, kalo bisa gue udah baca buku ini men. Gimana enggak, seluruh hipotesa bisnis, visi bisnis, executing bisnis ya disini semuanya, yahhh 50% lah ya. Kalo tau dari dulu dan baca buku ini mungkin gue kali ya yang invented linkedin, berniaga, lazada. Tapi apa daya zaman segitu bukunya belum ada karena baru terbit 2010.
So…menurut gue yang udah baca tjakep banget udah baca tapi yang belum baca mending baca daripada nyesel kek gue. :)

ARAH, GEJALA DAN PERSPEKTIF MAHASISWA INDONESIA HARI INI

image

Oleh: HENDRIKO FIRMAN (Ditulis untuk Esai Sayembara Penulisan Esai Mahasiswa Tahun 2012)

  

Berikan aku 10 pemuda dan akan ku goncangkan dunia.

(Ir. Soekarno)

 

            Indonesia masa depan akan ditentukan oleh pemuda-pemuda yang berkarakter dan tercerahkan pada hari ini. Apabila generasi saat ini masih mengikuti arah dan perspektif tipikal mahasiswa dulu, yang  notabene adalah para pemimpin sekarang. Maka kita tidak ubahnya negara yang masih sama di 20-50 tahun kedepan, yaitu tetap sebagai negara yang di cap maling, over birokratis, negara dunia ketiga dan selalu diremehkan.

            Arah, gejala dan perspektif mahasiswa hari ini menentukan bagaimana posisi Indonesia di 20 sampai 50 tahun kedepan. Karena, mahasiswa hari ini adalah para policy maker di masa depan. Dan tulisan ini, ingin mencoba melihat Indonesia di masa depan melalui beberapa indikator-indikator, seperti arah, gejala dan perspektif mahasiswa hari ini di Indonesia.

Mahasiswa Dulu

            Di Indonesia ada anggapan umum bahwa ada 4 sampai 5 angkatan mahasiswa yang membentuk sejarah negara ini. Ada angkatan 1908, 1928, 1945, 1966, dan 1998. Akan tetapi dari semua angkatan ini, yang bisa mengubah struktur politik dan apolitik Indonesia pada saat itu yaitu angkatan 1928, 1966 dan 1998. Walau masih debatable, angkatan-angakatan inilah yang memiliki arah, gejala dan perspektif yang kontras dibandingkan angkatan-angkatan mahasiswa lainnya

Continue reading “ARAH, GEJALA DAN PERSPEKTIF MAHASISWA INDONESIA HARI INI”

About Me From Tes Kepribadian

Saya Pemikir Dinamis yang penuh percaya diri dan mandiri. Saya memancarkan antusiasme dan energi. Saya mengejar tujuan-tujuan dengan aktif dan penuh semangat. Tak ada yang lebih saya cintai dibanding tantangan-tantangan baru. saya dilahirkan sebagai pemimpin, kompeten, penuh semangat, dan bertanggung jawab. Saya memiliki mata yang tajam dalam melihat kesalahan dan dapat mengritik tanpa kenal ampun jika melihat kesuksesan suatu proyek terancam bahaya. Saya tidak peduli apakah mereka mengasingkan orang lain dalam prosesnya. Saya mereka selalu menerima argumen-argumen objektif; diskusi, dan meyakinkan serta menyemangati orang lain.

Saya mudah bergaul, suka dikelilingi banyak teman, saya sangat blak-blakan tapi tidak pernah dengan maksud jahat. Kalau kamu tahan dihujani kata-kata yang diucapkan tanpa tedeng aling-aling, kamu bisa mendapatkan teman yang setia dan penasehat yang teguh dalam diri saya. Kadang-kadang saya tampak agak kejam karena keterusterangan saya.

Tentang Menjadi Perenungpreneur

merenung

Kealpaan dalam bisnis salah satunya adalah merenung.

sering kali seorang pengusaha karena terlalu ambisius, dikejar oleh timeline kerja, dan tuntutan idealisme, membuat mereka melupakan bahwa ada fungsi yang kurang dari siklus bisnisnya. Kebanyakan dari mereka tidak tahu apa hal tersebut, sehingga membuat mereka lebih giat lagi untuk bekerja. Bukan melakukan koreksi dengan melakukan perenungan, mereka terjebak dalam rutinitas operasional bisnis yang tidak memiliki benih-benih untuk melakukan inovasi. Akhirnya apa? dalam tahun pertama dengan revenue yang terus naik, lama-lama kelamaan para kompetitor semakin menggurita, lintas manejemen dan produksi menjadi menurun, ritme, visi dan misi perusahaan hanya menjadi rutinitas semata tanpa ada chemistry dan sense of belonging untuk membuatnya menjadi lebih efektif. Usaha crash down.

Merenung adalah cara koreksi dengan hati dan logika. Hati mewakili insting, intuisi, dll. Logika memikirkan visioner perusahaan, scale up bisnis, dll. Saat merenung mereka berkolaborasi, memeriksa setiap sistem yang saling bertentangan. Dengan adanya perenungan ada berbagai kenyamanan dan kepuasan batin yang diterima diri ini sebagai pengusaha, ibarat shalat jika bahagia/susah, hati menjadi tenang, tentram, bahagia. Sama dengan merenung, merenung yang positif dan proaktif membuat segala flashback idealisme/cita-cita menjadi kembali lagi, romanitsme untuk membuat bisnis menjadi sustan dan growth muncul kembali, dan otomatis anda akan full energy untuk memetakan bisnis ke jalan yang lebih benar menurut versi “kita” yang sebenarnya yang merupakan perpaduan antara visi dan teknis lapangan.

kita tidak bergerak kemana-mana dengah hanya merenung. Tapi merenung bisa memberikan kita jawaban yang membuat kita bergerak dengan cepat. Saat kita merenung, kita akan terkagum-kagum dengan bijaksananya diri kita sendiri.

Ingin Menjadi Pensyukur Selamanya!

Image

Allah tidak diam, Ia menolong hambanya yang berdoa dan berusaha. Sukur alhamdulillah, alhamdulillah tiada hentinya. Kata alhamdulillah benar-benar magic word yang bikin gue bisa survive sampai hari ini. Konsep bersukur inilah yang gue pakai saat semua masalah mendera, datang bertubi-tubi. Kata Erbe Sentanu pakar hypnoteraphy bersukur adalah kunci sukses meraih kebahagiaan, bukan sekedar teori aja tapi hard fact! Dengan bersukur elo menarik atom-atom kebahagiaan dari alam semesta, Islam pun mengajarkan untuk terus bersukur dan mengucap hamdallah.

 

Masalah pembuatan C.V udah kelar tanpa biaya sepeserpun. Masalah mesin produksi puluhan juta kelar. Masalah supply chain pun mulai menunjukkan solusinya. Alhamdulillah, gak kebayang kalo tanpa kata alhamdulillah tiap ari, dan sebaliknya gue terus mengeluh, pastinya Allah swt gak bakal tolong gue. Bagi gue bersukur adalah kunci nikmat. Bersukur adalah kunci bikin batin yang ikhlas. Semakin banyak bersukur, elo bakal semakin dimudahkan jalannya oleh Allah swt.

 

Kemarin mentor usaha gue ujug-ujug datang ke kantor bilangin dia bisa bantuin kendala C.V gak perlu bayar barang sepeser. Otomatis gue girang banget, bikin C.V gak mahal amat sih, tapi sebagai pengusaha start up, hemat 2-4 juta kan surplus donk. Girangnya bukan surplus, tapi good news itu yang bikin senang. Masalah mesin produksi juga begitu, dibantuin ama mentor buat pembiayaan yang sifatnya dicicil. Ma sha Allah, gimana gak lega, gimana gak bersukur. Trus aliran informasi buat supply chain bahan baku yang kemarin di PHP-in, eh balik lagi, yang ternyata kendala teknis  yang bikin kita di PHPin. Ditambah lagi manajemen juga mulai menemukan chemistry dan ritme kerja yang semakin efektif. Semakin banyak gue mengucap hamdalah, semakin banyak lagi kata hamdalah berikutnya yang keluar. Ibarat bola salju, gak akan berkurang, malah bertambah berkali-kali lipat.

 

Ironisnya, hari ini banyak teman pengusaha yang jarang bersukur, sehingga efeknya dia semakin menarik kekurangan-keluhan-negatif point dalam bidang bisnisnya. Hutang semakin numpuk, supply chain ngadat, ditipu partner bisnis, kualitas menurun, dll. Sebagai pengusaha elo gak boleh pinter di IQ dan EQ finansial saja, tapi juga kudu jago spiritual quotient (SQ). Jangan hanya mengandalkan ilmu MBA, EQ 150> tapi jarang ibadah, suka maksiat, sedekah cuma 2ribu (itu juga tiap jumat :p ), gak pernah dhuha apalagi qiyamul lail. Buat apa omzet miliaran, hati galau gundah gulana. Buat apa hidup enak, tapi gak tentram hehehe *jadi kek ustadz :p *

 

Gue masih ingat kata-katanya Joe Vitale dalam “the secret” bahwa bersukur adalah kunci selanjutnya dalam memaksimalkan afirmasi. Sampai hari ini pun, 3 tahun semenjak gue pakai LoA, tiap bangun pagi gue selalu makai afirmasinya Joe Vitale yang: “Hidup itu mudah, hidup itu sangat baik, semua hal yang baik datang pada saya.” Plus ada beberapa tambahan afirmasi kesehatan dan finansial. Hasilnya: undescribeable :) . To be frankly, hal yang bikin gue galau dalam 3 tahun cuma skripsi doank hahaha, lainnya cuma butiran debu :P . Bukannya sombong, yang lain juga banyak masalah sih, tapi ya gak lamalah dan pasti ada solusinya. Cuma berbagi aja, bahwa dengan bersukur banyak nikmat lainnya yang akan diberikan oleh Allah. Nah kalo elo atheis or agnostis gimana? Ya gak masalah, Warren Buffet aja bahagia tuh, Bill Gates bahagia juga tuh, karena apa? ya bersukur tadi, dengan media banyak bikin charity. :)

 

Sebagai pengusaha SQ adalah pondasi dari EQ dan IQ agar bisnis bisa berjalan dengan baik. Kekuatan bersyukur dan ibadahlah yang bikin gue survive sampai detik ini. Dua tahun yang lalu gue mungkin gak nyangka bisa bikin usaha tanpa modal & ilmu, tapi karena niatnya buat hablumminannas doank, akhirnya Allah bantu gue. Cita-cita gue saat ini pengen banget menjadi seorang pensukur, karena pensukur itu orang paling tentram hatinya di muka bumi ini. Percaya deh, tiap stuck ama usaha, elo bersukur, pasti Allah kasih jalan. Tiap ada masalah finansial, elo bersukur, pasti Allah kasi jalan. Keluarga, kuliah, karir, pasti Allah bakal kasi jalan. In sha Allah. Dare to be pensykur? :)

 

“The essence of all beautiful art, all great art, is gratitude.”

— Friedrich Nietzsche

 

Pisang, 21.03 PM

 

MERUBAH SAMPAH MENJADI BERLIAN, MERUBAH IDE BISNIS MENJADI PELUANG BISNIS

ideas-slogan

Judul diatas bukanlah berarti harafiah merubah sampah menjadi berlian, maksudnya yaitu merubah ide yang biasa saja menjadi ide yang berharga yang nantinya bisa menjadi peluang bisnis.

Hari ini masalah yang dihadapi para pelaku bisnis pemula adalah bagaimana mengolah ide bisnis tersebut sehingga feasible, memiliki nilai jual dan tidak rentan.

Bagi pemula, menurut mereka ide bisnis yang mereka miliki seperti ide bisnis yang sangat prospektif, bisa membuat kaya raya, dijamin untung akibat euforia. Tapi tunggu dulu, faktanya tidak semua ide bisnis itu adalah peluang bisnis. Apa bedanya? Ide bisnis yang jelek akan tetap jadi ide bisnis karena tidak layak untuk di action kan. Akan tetapi Ide bisnis yang baik pasti akan menjadi peluang bisnis, dan nantinya bisa dijual dan orang berbondong-bondong membeli/menggunakannya.

Berikut beberapa kiat-kiat versi saya dalam memfilter ide bisnis tadi menjadi peluang bisnis berdasarkan pengalaman dan insight dari buku & teman/mentor:

Pertama, apakah ini passion anda? Jika anda memiliki passion untuk membangun bisnis dan menciptakan uang, maka anda bisa lewatkan kiat ini. Akan tetapi jika passion anda tidak 100% pada hal diatas maka, kiat pertama ini harus anda preteli lebih dalam. Jika passion anda di dunia fashion, akan tetapi anda menemukan ide bisnis di bidang menjual makanan misalnya, maka hal ini harus di kaji lebih jauh.

Continue reading “MERUBAH SAMPAH MENJADI BERLIAN, MERUBAH IDE BISNIS MENJADI PELUANG BISNIS”

Beasiswa DataPrint 2012

Kalau kita mengingat Dataprint, apakah yang pertama kali terlintas di pikiran kita? Yap, benar sekali tinta untuk printer. Tapi kalau Dataprint dihubungkan dengan beasiswa dan pendidikan apakah pernah terlintas? Well, mulai sekarang itulah kenyataannya. Bagaimana tidak ternyata Dataprint telah membantu pendidikan Indonesia semenjak tahun 2009.

Di mulai di tahun 2009, DataPrint pernah mengadakan program DataPrint Academy yang memberikan kesempatan kepada 30 orang pelajar SMA dari seluruh Indonesia untuk mengikuti workshop selama lima hari di bidang kreatifitas dan entrepreneurship.
Kemudian di tahun 2011, sebanyak 700 orang pelajar dan mahasiswa telah menerima beasiswa pendidikan dengan total ratusan juta rupiah. Para penerima beasiswa berasal dari Pekanbaru, Bandung, Jakarta, Ponorogo, Kendari, Martapura, Dumai, Malang, dan lain-lain.

Tahun 2012 ini DataPrint kembali menyediakan Beasiswa Pendidikan bagi 700 pelajar dari seluruh Indonesia, mulai tingkat SMP sampai perguruan tinggi jenjang D3/S1. Beasiswa Pendidikan ini dibagi dalam dua periode. Periode 1 : Januari – Juni 2012. Periode 2: Juli – Desember 2012. Yang dibutuhkan untuk mengikuti program beasiswa ini adalah kode pada kupon yang terdapat di setiap kemasan DataPrint (yang ada bacaan “Semarak Kejutan Hadiah”), lalu isi form pendaftarannya yang dapat diakses di situs http://beasiswadataprint.com/.

Persyaratan Umum:

1. Pelajar/mahasiswa aktif dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi untuk jenjang D3/S1

2. Terlibat aktif di kegiatan atau organisasi sekolah/perguruan tinggi

3. Tidak terlibat narkoba atau pernah melakukan tindak kriminal

4. Tidak sedang menerima beasiswa dari perusahaan lain. Jika saat ini peserta masih menerima beasiswa dari kampus, peserta berhak mengikuti pendaftaran beasiswa dari DataPrint.

untuk informasi lebih lengkapnya, dapat datang langsung ke situsnya www.dataprint.co.id atau http://beasiswadataprint.com/

Tunggu apalagi ayo daftar dan raih beasiswanya. :D

INFORMASI DIGITAL DAN BUDAYA KITA

Are we becoming a gadget addicted generation?

Anak SMP ini memulai harinya dengan membuka gadget yang setia menemani harinya dimana saja. Hal pertama yang dibukanya adalah messenger yang masuk, setelah itu menge-twit apa yang ada dipikirannya, setelah itu membuka sosial network lain yang berjubel-jubel memenuhi bookmark smart phone-nya.

Inilah budaya mayoritas anak muda sekarang, yang oleh New York Magazine diberikan julukan sebagai “the iGeneration” – generasi yang melek informasi teknologi. Keep in touch dengan dunia maya adalah setara dengan azas hak untuk hidup (the right to life). Tidak bisa dipungkiri lagi jutaan anak muda sekarang tenggelam dengan liarnya perangkat informasi digital yang tahun lalu tumbuh melewati angka 50% per tahun ini. Bisa dibayangkan statistik ini satu dekade kemudian. Tiap individu akan memiliki 3 jenis handphone, tablet, komputer jinjing, perangkat-perangkat lain yang portable yang sengaja tidak di compatible- kan (gabung) dengan tujuan komersialime.

Aneh, begitulah hal yang terjadi pada awal abad 20 ini. Kekuatan informasi sekarang sangat diagung-agungkan, dimana kekuatan informasi bisa mengalahkan kekuatan politik klasik dan tank-tank perang. Dengan informasi sosial network dari HP GPRS kita bisa mengetahui secara real time telah terjadi kudeta dinegara lain atau tidak dalam hitungan seken. Juga dengan informasi satelit GPS sekarang kita bisa melacak rombongan Al Qaeda yang bersembunyi layaknya investigator mata-mata seperti di novel The Bourne Series karya Robert Lundlum.

Banyak orang yang mengkritik cepatnya arus hidup seperti ini. Terlebih dari generasi X yang lahir dari carut-marutnya konstelasi politik pada masa perang dingin. Dimana mereka lahir dalam amukan depresi perang dingin yang menyebabkan mereka bersikap dan dicap sebagai generasi yang malas yang kurang rasa tanggung jawab (slacker). Mereka tahu bahwa semua ini terlalu cepat seperti yang diutarakan oleh Camerlengo Patrick McKenna dalam novel Angel and Demons, ”Ilmu pengetahuan kehilangan arah”. Apakah ini semacam kecemburuan untuk sebuah better life. Atau sebuah reaksi ketakutan yang seharusnya. Yang jelas generasi sebelumnya merasa resah dengan ini semua, arus informasi digital mereka ibaratkan seperti wanita hot yang tidak jelas bibit bebet bobotnya. Sebuah dilema.

Fungsi Awal yang Hilang
Fakta menarik tentang informasi digital sekarang adalah kita hidup dengannya. Lihat saja pemilu elektronik (eElection), KTP elektronik (eKtp), menyimpan uang (eBanking), semua. Semua hal yang bisa di “e” kan akan dilakukan demi slogan abad ini: “efisiensi”. Kecenderungan yang terjadi saat kita terlalu dekat dengan info digital ini adalah: ketergantungan dan gangguan konektivitas kita antar sesama manusia. Hilangnya kontak yang real time dan kontak yang memakai unsur emosional menjadi teredusir. Kita lebih cenderung menggunakan informasi digital sebagai life style, entertain, status sosial, dsb.

Bukan berati Anda harus menjadi anti elektronis terhadap semua hal. Tapi poin dari bertambahnya kekhawatiran kita adalah hilangnya fungsi awal dari informasi digital tadi: Positive value. Ya, itulah tujuan informasi digital. Membuat yang pintar tambah mengajarkan orang lain untuk pintar, yang bodoh agar jadi pintar, yang tidak tahu menjadi tahu. Tak kurang tak lebih fungsi dari informasi digital awal yaitu untuk benefitas positif manusia.

Tapi apa yang terjadi sekarang? disaaat gadget HP hanya digunakan sebagai alat status sosial dan validitas respek antar sesama. Saat sebuah tablet menjadi alat tempat memutar film dan games saja. Saat internet digunakan hanya sebatas bermain judi poker. Saat komputer jinjing menjadi harga mati ikon kepemilikan abad ini. Ya begitulah adanya. Orang lebih malu tidak memiliki laptop dibanding tidak memiliki kitab suci dirumah/kontrakan/kosannya. Ironis dan menyedihkan.

Ini bukan salah kapitalisme, ini bukan salah kemisikinan negara ini, juga bukan salah koruptor yang merongrong negara ini (mungkin sedikit). Tapi ini adalah akumulasi pembiaran kita terhadap pola hidup yang konsumtif yang merendahkan fungsi benefitas positif dalam hidup ini. Ya, disaat begadang dianggap life style urban. Disaat duduk dicafe melambangkan kita up to date. Disaat fashion menjadi penghormatan orang lain pada kita. Faktanya kita yang memilihara prinsip-prinsip pencitraan ini. Inilah fenomena yang cukup menggelikan yang diterima oleh akal sehat kita.
The iGenerartion telah kehilangan arah, mereka menjadi objek bukan subjek lagi. Mereka menjadi figuran bukan pemain utama lagi. Generasi ini didikte oleh gadget bukan generasi ini yang mendikte gadget. Kebutuhan dikalahkan dengan keinginan.

Informasi Digital Sehat
Jadi, apa yang harus kita lakukan di sat nasi telah menjadi bubur. Terutama di negara-negara berkembang yang pertumbuhan kelas konsumtifnya (baca: menengah) terus meningkat tiap tahunnya. Indonesia contohnya, dengan pendapatan perkapita diatas $3.000 maka orang-orang akan berlomba-lomba untuk membelanjakan uangnya. Aksebilitas dan liquid-nya uang semakin cepat dan masif. Maka secara normatif hal ini tidaklah bisa dibendung. Karena ini berkaitan dengan teori klasik: ada permintaan ada penawaran. Ya benar, tapi ada juga teori yang mengatakan: ada problem, ada solusi.

Intinya kita tidak bisa membendung budaya konsumtif. Tapi solusinya yaitu kita bisa membendung dari segi psikologis dan latar belakang dari penggunaan informasi digital ini. Dengan sosialisasi informasi digitial sehat besar-besaran dari individu, kelompok, pemerintah maka akan ditemukan hakekat sebenarnya dari fungsi dan peran informasi digital ditengah-tengah masyarakat.

Dengan sehatnya informasi digital, maka kita tidak akan melihat lagi rutinitas anak SMP yang bangun tidur dan hidup dengan absurnitas. Ia bangun mungkin akan mengecek messenger dari sahabat penanya di Eropa tentang charity buat anak-anak miskin, membuka situs portal berita (bukan gosip), mendownload konten-konten motivasi psikologi, atau mengecek apakah bisnis online kecil-kecilanya menerima pesanan atau tidak. Indah. Sangat indah sekali. Inilah masa depan The iGeneration pada hakekatnya. Benefitas antar manusia. Semoga.

Mendapatkan Pekerjaan Dengan Cerdas

Banyak orang yang tidak tahu bagaimana murahnya mencari pekerjaan. Banyak hal yang harus dipersiapkan dulunya sebelum melamar pekerjaan. Misalnya CV apakah CV kamu impresif, bisa bikin terkesan, apakah CV nya enak dan mudah dibaca, dll.

Ingat dalam mendapatkan (bukan mencari) pekerjaan hal yang diutamakan adalah value added kita dibanding kompetitor lain. Misalnya kita ngerti Inggris gak (min TOEFL 450 lah), bisa selain word gak, excel dan PowerPoint. Itu adalah hal yang sangat krusial dan penting. Sisi lain apakah Anda dandy gak? (rapi). Kebanyakan masih berambut gondrong (idealis sejak kuliah), saya bilang aja itu bullshit. Kita kerja dalam sistem harusnya mengikuti sistem jangan jadi seorang kontrarian. Kerapian adalah harga mati, yang jerawat, jerawatnya diobati, yang giginya hitam (like me) ke dentist, yang kurus gemukin, yang gemuk kurusin, penampilan adalah value added. Itu adalah kunci berharga kita dibanding lain.

Dari segi skill, kita bisa apa aja selain itu, bisa baca huruf Jepang tidak, bisa baca bahasa lain tidak, bisa instalasi laptop/pc, gambar, speedreading, ngetik 10 jari, terserah pokoknya soft skill yang mengindikasikan kita orang yang suka belajar. Tapi kalo semata hanya mengandalkan CV yang baku, gak ada tambah-tambahannya seperti di KTP mending jangan berharap terlalu banyak deh untuk dapat kerja dengan salary yang 5 atau 10 kali lipat di atas UMR. Saya jamin. Internet adalah salah satu value added kita mendapatkan pekerjaan, banyak berbagai lowongan pekerjaan yang ada internet, misalnya di akun-akun twitter bursa kerja, dimilis, koran dsb. Yang paling penting adalah pandai dan menyisihkan waktu untuk membaca dan memfilter list dari daftar pekerjaan tersebut. Ingat no pain, no gain. Tanpa besakit-sakit, tanpa keuntungan. Jadi ke internet itu jangan buka fb dan baca-baca berita gosip. Betapa absurdnya kalau demikian.

Hal yang cukup krusial adalah wawancara, wawancara adalah bentuk langsung dari representasi kita untuk mewakili diri kita sebenarnya bila ingin mendapatkan pekerjaan. Baca dan beli buku-buku interview yang banyak di toko buku. (kalau gak punya duit pinjam, kalo ada duit gak mau beli mending jangan pernah lamar pekerjaan aja deh). Proses ini sangatlah penting, para interviewer akan sangat jeli (karena kerjanya itu aja) jadi dia bisa lihat ini orang emang kualitas pa gak, dan itu bisa dilihat olehnya mungkin kurang dari 5 menit. So kalau interview kamu jelek dalam 5 menit, maka kamu tidak ada harapan. Karena interview itu adalah proses melewati psikologi pewawancara, kalo kita bisa meyakinkanya, maka simpel aja, pekerjaan dijamin 50% udah ditangan. So proses interview sangatlah penting. Outook, inner, wawasan adalah kunci mendapatkan pekerjaan. Ada banyak cara, cara biasa yaitu kita ngemis-ngemis (mengikuti sistem selama ini) untuk melamar, masukan bahan, dll. Cara yang lain adalah dengan cara yang cerdas, caranya mudah saja sering-sering buka situs cari tahu tentang tempat kita melamar pekerjaan, cari data, cari fact, cari kulturnya, pokoknya semua hal tentang tempat kita melamar itu. Lalu (teknis sih) kamu cocokkan dengan CV kamu, apa aja yang dirasa bisa memberikan koneksi langsung antara CV kamu dengan tempat kamu bekerja itu. Misal mau kerja di bank, kembangkan/buat CV untuk menguasai tata buku, saham, forex, options dll. Kalo mau kerja di pers, buat pernah nulis apa gitu, di jurnal, blog, dan interest kamu yang ada kaitannya dengan pers. Kalo mau kerja sebagai pramugari/gara bisa inggris, tau peta demografis, tata krama komunikasi, dan cari tips-tips/bukunya di internet dan toko buku. Ingat sekali lagi, no pain, no gain!

Terkakhir adalah berdoa, kalo gak percaya tuhan, berdoa ama siapa kek yang penting berdoa, untuk melepaskan kestressan kita. Good luck.

Resensi Buku: Menalar Tuhan

MENGGAPAI NALAR KETUHANAN DENGAN     KEJUJURAN INTELEKTUAL

Judul buku : Menalar Tuhan

Pengarang : Franz Magnis – Suseno

Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 2010

Tebal : 245 halaman

Menalar Tuhan, itulah yang sejak permulaannya menjadi obsesi filsafat. Menggapai Tuhan melalui pikiran menjadi hasrat filsafat sampai 200 tahun lalu. Di permulaan abad ke-21, pertanyaan tentang Tuhan masih tetap berada di pusat pemikiran para filosof. Kemudian, di panggung filsafat muncul paham ateisme di mana Tuhan berada di luar batas-batas wacana rasional. Situasi ini menghadapkan manusia inteletktual yang tetap percaya pada Tuhan dengan pertanyaan: apakah imannya lebih dari sekedar warisan indah tradisi-tradisi yang sudah berumur ribuan tahun? Apakah ia dapat mempertanggungjawabkan kepercayaan pada Allah secara rasional? Apakah masuk akal masih percaya kepada Tuhan?

Buku ini ditulis oleh seorang guru besar filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Franz Magnis Suseno, sebagai seorang yang beragama, mencoba meluruskan nilai dan jalan kita  melihat ketuhanan secara lebih terang benderang dengan runtutan-runtutan pemikiran yang lebih terarah dan tidak terkesan subjektif. Buku ini – yang berkembang dari kuliah-kuliah ketuhanan yang diberikannya di kampus, dimaksudkan untuk  mengsingkroniskan pertanyaan tentang: apakah orang yang ingin berpikir jujur dan berkeyakinan humanis masih dapat percaya kepada tuhan?

Barangkali orang mengatakan bahwa pertanyaan ini di Indonesia tidak mendesak. Di Indonesia orang berkesan masih kental beragama. Kesannya, masalah di Indonesia bukan kekurangan, melainkan kelebihan-kelebihan ketuhanan. Tak ada hari dimana media tidak membawa berita yang berkaitan dengan agama dan orang-orang  berketuhanan. Di Indonesia, yang menjadi masalah bukan ketuhanan, melainkan bagaimana ketuhanan dapat dihayati dengan cara yang tidak bertentangan dengan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Buku ini terbagi dalam delapan bab, bab pertama, sebagai bab pendahuluan, bertanya untuk apa dan bagaimana Tuhan perlu dinalar. Dalam bab kedua kita melihat betapa majemuk pengahayatan ketuhanan dalam umat manusia. Bab ini mau membantu agar kita tidak sempit mengira seluruh umat manusia mengahayati ketuhanan seperti kita sendiri. Bab ketiga menggariskan perubahan-perubahan mendalam dalam pengertian diri manusia di ambang modernitas dan apa dampaknya pada pengertian tentang ketuhanan. Dalam bab ke-empat buku ini membicarakan secara kritis lima tokoh ateisme modern paling berpengaruh: Feurbach, Marx, Freud, Nietzsche, dan Sartre. Salah satunya Nietzsche yang dengan lantangnya mengatakan “Allah telah mati!… dan kamilah yang membunuhnya!… Tak ada tindakan lebih agung” (hal 76). Bab lima membahas apa yang oleh Magnis Suseno anggap sebagai tantangan terbesar terhadap penalaran tentang Tuhan, yaitu agnostisisme, anggapan – yang bertolak dari epistemologi Immanuel Kant – bahwa tentang Tuhan kita tidak dapat mengetahui sesuatu, jadi bahwa filsafat harus diam tentang Tuhan. Pembahasan ateisme dan agnostisme membuka jalan untuk bertanya secara positif: dapatkah nalar menemukan  petunjuk-petunjuk tentang adanya Tuhan? Bab enam membicarakan tiga “jalan ke Tuhan” yang sudah “klasik”, argumen ontologis, argumen kosmologis dan argumen teologis. Jalan-jalan in mau menunjukan bahwa apa yang kita temukan di alam pengalaman, tidak dapat dijelaskan kalau tidak ada Tuhan. Kita akan melihat bahwa, meskipun tiga jalan ini memang menunjuk pada Tuhan, tetapi juga mempunyai kelemahan-kelemahan serius. Di bab tujuh Magnis  Suseno mengikuti cara yang berbeda. Ia tidak lagi menarik kesimpulan dari realitas duniawi ke Tuhan, melainkan mencoba menunjukan, degan bertolak dari empat penghayatan, bahwa manusia, dalam pengalamannya dengan dunia, selalu sudah bersentuhan dengan Tuhan dan bahwa dalam arti ini – para filosof menyebutnya trasendental – manusia mempunyai pengalaman tentang Tuhan, meskipun sebagai latar belakang dan bukan sebagai objek. Di antara empat penghayatan ini yang akan kelihatan bersentuhan dengan Tuhan dengan paling mengesankan adalah hati nurani. Dalam bab delapan buku ini membahas hubungan antara Tuhan dan dunia. Di antaranya dibahas masalah bahasa tentang Tuhan, penciptaan dan pertanyaan apakah kemahakuasaaan Tuhan masih mengizinkan ruang bagi kebebasan manusia. Sebagai bahasan akhir, Magnis Suseno mengangkat masalah yang sejak lama dianggap masalah filsafar ketuhanan paling berat, yaitu bagaimana, kalau ada Allah yang mahatahu, mahakuasa dan mahabaik, bisa ada sedemikian banyak kejahatan dan penderitaan di dunia.

Buku ini ditulis bagi mereka yang percaya kepada Tuhan dan juga bagi mereka yang tidak lagi percaya kepada Tuhan, yang percaya tentunya akan bertambah keimanannya, dan yang masih atheis atau agnotis (meragukan tuhan) tentunya bisa merasakan sensasi fatasi untuk mempercayai tuhan walaupun dengan afirmasi kata-kata. Dalam kejujuran intelektual buku ini ingin ingin mendalami pertanyaan tentang dasar-dasar rasional kepercayaan akan Tuhan. Buku ini bukan mengenai agama, melainkan mengenai Tuhan, ya Allah bagi mereka yang percaya pada satu Tuhan mewahyukan diri

KEBANGKITAN BANGSA, POLITIK – EKONOMI NEGARA DAN GLOBALISASI

THE  UNFINISHED  NOBLE PROJECT ; KEBANGKITAN  BANGSA, POLITIK – EKONOMI NEGARA DAN GLOBALISASI

Oleh: Fachri Ali

Tema kebangkitan bangsa yang di peringati sekarang untuk mengingat 100 tahun kebangkitan nasional pada saat sekarang ini, masih banyak orang yang melihat dari sudut pandang yang objektif karena terlepas dari apapun bahwa tidak bisa dikatakan bahwa Budi Utumo yang menjadi cikal-bakal kebangkitan nasional. Utuk itu kita masih perlu untuk mengkaji ulang lantaran posisi awalnya yang tidak sejalan untuk dikatakan sebagai periodesaasi sebagai kebangkitan nasional. Karena sifatnya yang lebh mengutamakan kepada peningkatan derajat kaum bagsawan saja atau disebut sebagai priyayi pada waktu itu.

Lantaran perihal tersebut jelaslah klita harus memberikan sesuatu hal yang urgen sifatnya untuk memberikan klarifikasi tentang cikal-bakal awalnya kebangkitan nasional, bukan saja kita harus meng-clear-kannya tapi juga menjelaskan kepada anak bangsa tantang wacana yang kontroversial ini.
Saudara Fachri Ali menjelaskan tantang peran masyarakat secara tidak langsung tantang kepribadian yang harus diambil mengenai permasalahan seputar kebagkitan nasional ini. Menurutnya dalam hal pertama, kita menemui kenyataan bahwa konsep negara dan bangsa adalah pneggabungan (conflation) dua kata yang secara esensial debatable. Konsep bangsa (nation), pada esensinya – mengikuti jalan pikiran Anderson – adalah extrastate solidarity movement (gerakan luar negara yang didasarkan pada solidaritas) dengan tujuan dan kepentingan sendiri.

Persoalannya menurutnya sekarang adalah bahwa negara, sebagai sebuah Baca Selengkapnya

Konflik Budaya Dan Budaya Konflik

Sudah 65 tahun Indonesia merdeka. Sudah 82 tahun sumpah pemuda dirayakan, dan sudah 102 tahun kebangkitan nasional diperingati. Semuanya sudah (finish) untuk acara simbolis dan seremonial, tapi belum untuk ‘sudahnya’ stabilitas ekonomi, politik, sosial dan budaya di negeri ini. Etos konflik adalah musuh besar bangsa ini, dimana ia mengakibatkan belum sudahnya stabilitas-stabilitas pembentuk peradaban maju bangsa Indonesia.

Indonesia telah diperintah oleh berbagai gaya tipe pemerintahan, mulai dari yang demokrasi liberal-terpimpin-pancasilaistis dan kembali ke demokrasi liberal. Demokrasi liberal saat ini dapat digolongkan sebagai demokrasi yang sangat liar, ia adalah antitesa dari lika-liku pemerintahan ini. Demokrasi yang sebelumnya tentu juga mengalami lika-liku pemerintahan. Misalnya tatkala di masa Soekarno kekuatan parlementer yang lebih ‘ganas’ tak pelak menjadi lika-liku akan hadirnya konflik, dimana pada saat itu ia hadir sebagai pengubah jalannya sejarah Indonesia. Saat demokrasi pancasila dibawah Soeharto juga begitu, konflik dengan jalan underground juga merajalela, dan klimaksnya adalah saat kotak pandora itu dibuka saat Soeharto lengser ke prabon, dan mengakibatkan konflik meliar dan merajalela seantro Indonesia.

Konflik di Indonesia adalah perubah sejarah, berbeda dengan negara lain yang maju, perubah sejarah negara maju adalah kemajuan (progress). Sebaliknya Indonesia pengubah sejarahnya adalah konflik. Tak pelak lagi konflik adalah identik dengan Indonesia, dan Indonesia adalah sejarah tentang konflik.

Baca Selengkapnya